Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai momentum untuk mengenang jasa para pejuang kemerdekaan. Tahun 2024 menandai 79 tahun sejak pertempuran heroik di Surabaya pada 1945, yang menjadi simbol perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan. Peristiwa bersejarah ini telah meninggalkan warisan semangat juang yang tetap relevan untuk dimaknai dalam konteks kehidupan berbangsa saat ini.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi bukti nyata tekad dan keberanian rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Arek-arek Suroboyo bersama seluruh elemen masyarakat berjuang menghadapi tentara Sekutu yang dipimpin Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Gugurnya Mallaby dalam pertempuran tersebut memicu serangan balasan yang lebih besar dari pihak Sekutu di bawah komando Mayjen E.C. Mansergh. Meski menghadapi persenjataan modern, rakyat Surabaya pantang menyerah dan memilih berjuang hingga titik darah penghabisan, mewujudkan semboyan “Merdeka atau Mati!”
Refleksi Hari Pahlawan 2024 membawa kita pada pemahaman bahwa konsep kepahlawanan terus berevolusi seiring perkembangan zaman. Di era digital dan globalisasi, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia tidak lagi berupa perjuangan fisik melawan penjajah, melainkan beragam isu kompleks yang membutuhkan pendekatan berbeda namun tetap memerlukan semangat kepahlawanan yang sama.
Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga kedaulatan digital Indonesia. Serangan siber, penyebaran disinformasi, dan ketergantungan teknologi asing menjadi ancaman nyata bagi keamanan nasional. Diperlukan “pahlawan digital” yang mampu mengembangkan infrastruktur teknologi mandiri, melindungi data nasional, dan membangun literasi digital masyarakat.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia masih berjuang menghadapi kesenjangan sosial dan ketergantungan impor. Para pengusaha lokal yang mengembangkan produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan membangun kemandirian ekonomi adalah pahlawan masa kini. Mereka meneruskan semangat perjuangan dengan membangun fondasi ekonomi yang kuat bagi bangsa.
Di ranah pendidikan, guru-guru yang berdedikasi mengajar di daerah terpencil, peneliti yang tekun mengembangkan inovasi, dan aktivis pendidikan yang memperjuangkan akses pendidikan berkualitas adalah wujud modern dari nilai-nilai kepahlawanan. Mereka berjuang melawan kebodohan dan keterbelakangan, senjata yang tak kalah berbahaya dari senapan penjajah.
Tantangan lingkungan hidup juga membutuhkan pahlawan-pahlawan baru. Aktivis lingkungan, peneliti yang mengembangkan energi terbarukan, dan masyarakat yang konsisten menjaga kelestarian alam adalah pejuang yang memastikan keberlanjutan kehidupan bangsa di masa depan.
Nilai-nilai kepahlawanan seperti keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air harus diterjemahkan dalam konteks kekinian. Generasi muda perlu memahami bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti berperang di medan tempur, tetapi bisa diwujudkan melalui kontribusi nyata dalam berbagai bidang kehidupan. Prestasi internasional anak bangsa di bidang sains, teknologi, seni, dan olahraga adalah bentuk perjuangan membawa harum nama Indonesia di kancah global.
Momentum Hari Pahlawan 2024 juga menjadi pengingat pentingnya persatuan dalam menghadapi tantangan. Sebagaimana para pejuang kemerdekaan yang bersatu melawan penjajah terlepas dari perbedaan suku, agama, dan golongan, bangsa Indonesia hari ini harus mampu mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan demi kepentingan nasional yang lebih besar.
Di tengah dinamika politik tahun 2024, semangat kepahlawanan harus menjadi panduan dalam berdemokrasi. Kontestasi politik hendaknya dijalankan dengan mengutamakan kepentingan bangsa, bukan sekadar perebutan kekuasaan. Para pemimpin dan politisi dituntut memiliki jiwa kepahlawanan dalam bentuk negarawan yang mengutamakan kepentingan rakyat.
Memasuki era Society 5.0, Indonesia membutuhkan pahlawan-pahlawan yang mampu mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Inovator yang mengembangkan solusi teknologi untuk masalah sosial, pegiat budaya yang melestarikan kearifan lokal di era digital, dan pemuda yang aktif dalam diplomasi digital adalah profil pahlawan masa kini.
Refleksi Hari Pahlawan 2024 mengajak kita untuk memaknai ulang konsep kepahlawanan dalam konteks kekinian. Setiap warga negara memiliki potensi menjadi pahlawan dalam kapasitasnya masing-masing. Yang dibutuhkan adalah kesadaran, komitmen, dan tindakan nyata untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Semangat “Merdeka atau Mati” para pejuang kemerdekaan harus ditransformasikan menjadi tekad “Maju atau Tertinggal” dalam konteks persaingan global.
Mari menjadikan Hari Pahlawan 2024 sebagai momentum untuk memperbarui komitmen dalam mengisi kemerdekaan dengan prestasi dan karya nyata. Sebab sejatinya, pahlawan sejati adalah mereka yang mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya, dalam bentuk apapun, di era apapun.
Foto: Dok. Kemensos
Copyright © 2022 SDN Darussalam. all rights reserved.